Minggu, 07 September 2014

Catatan Harian

bulan demi bulan pesat berjalan
cerah dan resah saling bergantian
butir air mata, peluh jauh berkelana
menembus belukar dan padang cerita

kegagalan yang mendatangkan kecewa
mesti dihapus dengan semangat kuda
terkoyaknya sanubari karena dilukai
berpariasi upaya, mesti mengelabuhi
segala hal ada bermakna
masing-masing membawa karmanya

lalu aku terpana,
pada sebuah catatan harian yang telah penuh
bulan kedua belaspun berakhir
dan tahun baru yang belum aku tahu
menantang di depan mataku

Pertemuan

Selasa 29 april 2014 jam 9 aku berangkat dari rumah dengan niatan pergi ke kampus untuk mencari referensi di perpustakaan dan bimbingan skripsi sama pak selamat, melihat dosen yang berkepentingan masih mengajar dan lain sebagainya, akhirnya jam 10 aku ngopi darat di babeh eh ketemu rojaya and geng, ada hikmah yang dapat aku ambil yaitu “rezeki datang karena silaturahim”, aku mendapat bonus jajan gratis dari meraka, mereka itu senior, sebenarnya hanya karena lebih dulu hidup, lebih dulu belajar dan pengalaman dalam berbagai persoalan. Sedang dalam hal perjalananya bisa masing-masing yang menentukan, bisa jadi kita menjadi sama dengan mereka, juga bisa selangkah lebih maju atau bahkan kemunduran yang menimpa. Oleh karena itu maju atau tidaknya kita, sukses atau tidaknya adalah kita yang tentukan.  Seperti syair chairil anwar menyebutkan bahwa “Nasib adalah kesunyian masing-masing”.

Salah satu diantara mereka ada orang yang membuatku berbunga melanglang buana, tiap malam tidak bisa tidur, khayal kesana kemari, terkadang waktu habis sia-sia hanya karena untuk memikirkan dan meratapi nasib dengannya, hahah biasa  kalau sudah kena virus merah jambu, begitulah adanya. Aku pernah merajut kenangan indah denganya pertemuan itu dimulai tanggal 7 bulan oktober tahun 2013, sebut saja Y. Dia datang dalam kesunyianku, membawa harap saat sanubari aku mulai terkoyak, dengan segala hal yang indah menurutku, tapi memang begitu adanya, hati mana yang tak akan tergoda saat sepi melanda, seakan dia datang menjadi pembebas, dan membawa kedamaian, dan hati mana yang tak akan luluh, dengan segala macam pesonanya dari berbagai sisi ia pancarkan. Namun seiring berjalannya waktu, dari hari ke hari, bulan ke bulan ia menjadi semu, dan semuanya hanyalah semu, nyata adanya. Keberadaanya bersama teman-temanya di situ membuat ku campur aduk rasanya, gelisah, grogi, kikut, marah dan segala macam rasa yang memecah konsentrasi dan positif thinking berkumpul menjadi satu dalam sanubariku, owh virus merah jambu begitu dahsyat kau racuni jiwa ini.  
Akhirnya aku segera menelpon dosenku, mengingat tujuan utamaku adalah bimbingan, juga karena aku tak ingin berlama-lama duduk bersama mereka, hanya akan menjadi mangsa dan bahan canda saja. Aku berusaha mencairkan suasana dan segala macam prasangka yang menghantuiku,, alhamdulillah,,, dosen itu menjawab dan menunggu di gedung AAS, dan aku bisa pergi tanpa banyak mengeluarkan alasan, yaahh meskipun aku harus menunggu beberapa saat lagi di fak, karena  beliau masih berada dalam kelas,, sambil menunggu aku duduk di bangku dekat pintu masuk, namun jiwa ini begitu hampa rasanya, karena hati dan pikiranku lagi-lagi tertuju pada Y, sedang apa disana,? Kapan pergi,, ? jangan pulang dulu, aku ingin berjumpa lebih lama !, dan segala macam kalimat-kalimat yang memenuhi pikiranku, bahwa sejenak saja aku ingin bersamanya, jangan pergi lagi... lamunan itu hilang dan aku kembali sediakala, saat adik kelasku berdatangan dan bertegur sapa denganku.. lalu berbincang dan berbagi rasa dengan mereka. Selang beberapa menit aku memutuskan segera naik ke lantai 2 menuju kelas yang mata kuliahnya diampu dosen pembimbingku Dr. H. Slamet Firdaus, MA. 
Bimbingan dengannya tidak perlu memakan waktu banyak, cukup dengan menyerahkan bab yang akan dikoreksei, dan dua hari kemudian menghadapnya, untuk mengambil koreksiannya. Dosen yang satu ini sangat luar biasa, beliau mempunyai karismatik dan kepandaian yang semua orang mengakuinya, bersyukur banget skripsiku bisa di bimbing dengan beliau, orang yang bersahaja juga perhatian, beliau juga salah satu senior PMII yang menjadi teladanku, inspirasiku. Kesuksesannya dan kesederhanaannya, juga dengan segala macam ujian yang dia hadapi, tapi beliau cukup bijaksana, pokoknya aku melihat segala macam kebaikan ada pada dirinya.. saya menganggap beliau seperti ayahku, dan aku merasakan punya kedekatan emisional dengannya, karena dia selalu terbuka dan menerima siapapun. Cerita punya cerita eh beliau dulu pernah menjadi aktifis dulu bersama kakekku di NU kota cirebon, aahh aku teringat kakekku yang telah meninggalkanku untuk selamanya sejak 21 januari 2010. Dengan segala macam nasihat dan wasiatnya hingga akhir hayatnya. Aku menyambung silaturahmimu kek, semoga ini menjadi amal jariahmu, dan aku yakin kau mendapatkan tempat yang baik di sisiNya.

Setelah selesai bimbingan, aku kembali menuju warung babeh untuk makan dan sambil menunggu teman, ternyata mereka masih berada disana, mau tak mau aku tetap berbaur dengan mereka, meskipun memendam rasa yang sangat aneh, yaah, aku hanya ingin yang terbaik buatku dan buatnya. Maka hanya ini yang bisa aku lakukan, menuju ridhaNya. Tak banya waktu yang kami habiskan, kami hanya diam membisu, merekapun harus segera pergi, kini aku duduk seorang diri.
sembari menunggu teman dan sedikit merasakan sunyi, meskipun sesekali ada babeh yang menemani, karena dia juga sibuk melayani pelanggan-pelanggannya, perhatianku berpusat pada smartphone dan telpon kesana kemari, bahwa aku butuh teman duduk sambil ngopi, wal hasil... alhamdulilah ada juga yang menjawab, dia teman sejawatku sewaktu SMP, RMA dan sampai saat ini, panggil saja mega. Selang beberapa menit dia datang bersama temannya, yang juga sebagai teman kelas saya sewaktu aliyah, susan namanya. Dia datang menemuiku hanya menggugurkan janji dan syarat untuk menjaga persahabatan dan silaturahmi. Yaa,, aku terima meskipun begitu aku tetap bersyukur bahwa ada teman yang masih peduli dengan kesendirianku, kami terbiasa terbuka saling mencurahkan isi hati dan berkeluh kesah, begitu dekatnya aku dengannya. padahal waktu SMP dulu kami hanya berteman sekedarnya. pertemuanku di RMA dengannya lah yang mengeratkan pertemanan dengannya, pada dasarnya saya senang berteman dan bersilaturahmi, hanya saja terkadang harus memakan waktu lama untuk mengenalku lebih, maka wajar orang yang baru mengenalku bilang kalau aku itu cuek dan jutek, persoalan waktu adaptasi saja sebenarnya, dan dari waktu ke waktu aku mengambil hikmahnya serta mengevaluasi diri, kini aku berusaha lebih damai dan lues, dan kebanyakan orang yang sudah mengenalku lama akan betah dan lengket... heheh
Pribahasa mengatakan silaturahim membawa rezeki, bahwa itu benar adanya, berkawanlah dengan baik maka akan mendatangkan kebaikan, karena kita akan menuai apa yang kita tanam, kita adalah manusia, dan sejatinya manusia adalah mahluk sosial, dan dia teristimewa dari segala macam mahluk ciptaanNya, sebab apabila kita dapat memfungsikan akal dan hati secara tepat juga selalu bersyukur maka segala macam kebaikannya akan tampak, dan tidak sia-sia diciptakan dibumi sebagai khalifah fil ard. Kita tidak bisa melakukan sesuatu tanpa bahu membahu, karena semua orang perlu orang lain untuk melengkapi dirinya agar semua orang bisa berkarya dengan maksimal.

Roller Coaster Emosi

Dalam perjalanan hidup kita pasti mengalami pasang surut, dan keadaan yang sering kali berubah-berubah, terkadang kita dihadapkan dengan b...