Seri Ke 1
Sunyi dalam
gelap, dingin dan mencekam , dahiku mengkerut berlindung dibalik selimut.
Tak ada yang berarti saat itu ku hanya lari dari ketakutan.. ada suara
detak penuh irama, sesaat ku menoleh mataku terpaku tajam pada benda yang
menggantung di dinding , ternyata benda itu sangat berarti, berarti di setiap
langkah kita,, benda itu menunjukan waktu tepat pukul 23.30, hari semakin larut
masih saja aku diam tanpa arti dan tak tahu apa yang harus ku lakukan..
Sejenak
kucoba pejamkan mata. Tanpa sadar ku tertidur tapi tak cukup lelap dan tak
banyak waktu yang kugunakan untuk rehat.. saat mataku terbuka langsung mencari
sebuah HP yang selalu menemani disisiku saat tidur,, ku lihat ada tabel penuh
angka di HP awalnya aku bingung. Namun akhirnya aku tahu dan aku sadar, ada
angka yang berbeda dengan yang lainnya yaitu angka 10 tepat bulan november, yah
aku ingat tanggal itu adalah tanggal yang bersejarah untuk bangsa ini dan
khususnya aku..
Tepat sudah
hari ini menunjukan bahwa usiaku bertambah dan menjadi 19 tahun,, namun tak
cukup bahagia yang kurasakan karena tak banyak hal yang berarti yang kulakukan
selama ini, bertambahnya usia tak menjadikan jaminan dan garansi bagiku agar
lebih baik,,aku sadar akan hal itu . khususnya untuk ibuku yang mengandung tak
pernah kering mata air kasih sayangnya.
Seri ke 2
Malam ini
aku merasakan sesuatu yang beda, tak seperti hari-hari yang biasa kujalani,
jauh dalam relung hatiku meraung, aku pun tak mengerti apa yang terjadi
sebenarnya, sedih tidak juga, galau apalagi, yah rasa itu tak kunjung hilang,
akupun tak mau segera memejamkan mata dan mendarat pada matras, tak pikir
panjang aku mengambil benda yang selalu menamani jiwa dan setia melayani disaat
hasrat menulisku meningkat, Oh tak ku duga, benda itu menjawabnya, notebook ini
adalah pemberian ayahku saat ulang tahunku yang ke 18 tepatnya pada tanggal 10
Nov 2010, “saat itu aku baru memasuki bangku perkuliahan, saat api mengejar
cita-cita masih membara. Aku pilih jurusan AAS, karena setamatnya dari MAN
cita-citaku adalah menjadi seorang Hakim, ayah ku sangat mendukung sekali apa
yang kupilih yang padahal dalam hati kecilku aku ingin mengambil kuliah sastra
atau kesehatan, yah walaupun hakim bagian dari cita-citaku tapi tak kutuliskan
pada nomor urut pertama, rupanya ayahku menaruh harapan yang lebih
padaku, diya selalu memfasilitasi apa saja yang kubutuhkan ia korbankan waktu
dan tenaganya tak kenal lelah, hanya untuk masa depan anak-anaknya”, oh rupanya
aku sedang mengingat masa silam. Yah aku ingat Tepat sudah malam ini adalah 2
tahun lamanya notebook ini menemaniku, dan tepat juga usiaku menginjak 20 tahun.
Ahhh aku
disibukan dengan handphone yang terus berdering, ucapan dan do’a berdatangan
silih berganti dari sahabat-sahabatku, syukurlah mereka masih perhatian padaku.
Aku tak kunjung percaya kalau-kalau aku sudah hidup selama 20 tahun,, Oh
Tuhan,, apa pula yang sudah kulakukan selama 20 tahun ini, syukur tiada
terkira, Engkau berikan aku kehidupan dan kesehatan. Dan malam ini menjadi
malam yang mengharukan, menjadi malam penyerahan seorang hamba pada Tuhannya,
menjadi malam yang penuh harapan akan sebuah pembaharuan dalam hidupku, aku
asyik terus bercumbu dengan selembar kertas dan pena dalam genggaman menorehkan
kesalahan yang lalu dan harapan-harapan di tahun mendatang, setidaknya ini akan
membuatku lebih baik dan menjadi cambuk memacu semangatku.
Lalu
perhatianku tertuju pada sebuah kalender duduk diatas meja yang biasa ku
gunakan untuk meletakkan kekasihku yang tengah kupakai (baca:buku). Wow,,
amazing.. ada yang unik, kalender itu menunjukan 10-11-12, tanggalnya cantik
yah,, yah ku harap tak sekedar cantik tanggalnya tapi cantik pula hidupku
dimasa mendatang, kini tinggalah sebuah pilihan apakah aku yang akan menuliskan
skenarionya dan menjadi aktornya ataukah hanya akan menjadi aktor yang hanya
bisa mengikuti alur cerita tanpa berbuat sesuatu.
Aku tau, dan
semua orangpun tau tanggal itu sudah menasional, ada sejarah yang tak pernah
lekang, tanggal itu telah dikukuhkan menjadi hari pahlawan, dan setidaknya itu
pulalah yang menjadi pendorongku, aku harus meninggalkan sejarah pada
orang-orang yang kusayangi, tentunya sejarah yang baik yang akan mereka kenang
dan bangga dengan hadirnya aku. Aku tak pernah mau dengar kalau sampai-sampai
orang tuaku mengatakan ia menyesal telah melahirkanku.sekian waktu berlalu
tangis tawa dinafasku, hitam putih hidupku, tak pernah kering mata air
kasih sayangmu , walau air mata dan darah menjadi pengiringnya, Oh terima
kasih,,, maafkan aku ibu dan ayah.
Seri ke 3...
1 bulan
sudah berlalu waktu usiaku ke 21 tahun sampai, saat kesunyian datang , dimna
banyak orang dalam ketengan dan tengah menikmati peristirahatan dari segala
aktifitasnya, tidak dengan aku yang sibuk menerima keindahan, waktu yang ku
tunggu t'lah tiba, berselimut haru, dan tangis syukur kebahagiaan, oooh...
Tuhan layakkah aku menjadi wakilmu di bumi menebarkan keberan-kebenaran yang
sejati dalam hati ku bergumam sambil menerka kenyataan, sepanjang peradaban
manusia dan sejarah indonesia, tanggal 10 itu adalah kemenangan yang harus kau
tukar dengan nyawa, yah semua orang tahu dn kau dapat temukan dalam kitab-kitab
perjuangan, dalam buku-buku pelajaran juga dalam kalender termaktub sebagai
hari pahlawan.
aku ingin
mencoba memaknainya, tak pikir panjang langsung up date statu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar