Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang
sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun informal. Indonesia
adalah bangsa yang besar dan kaya akan sumber daya alamnya, berabad-abad para
pahlawan, pemuda, perempuan dan seluruh rakyat Indonesia berkorban demi merebut
kemerdekaan tanah air Indonesia, untuk bangsa yang berdaulat, adil dan makmur.
Kini hampir setiap hari kita menikmati media dengan berita-berita yang
memprihatikan bagi negeri ini, realitas sosial dan kesenjangan semakin terasa.
Tentunya apa yang kita lakukan saat ini belumlah seberapa
dibandingkan pengorbanan para pendahulu, saat ini bisa menikmati segala
aktivitas tanpa harus di hantui dengan senapan panjang, bom molotop bahkan
pedang yang siap memenggal, maka pertanyaan, apa yang sudah kita berikan untuk
negeri ?, menjadi sangat penting, apa lagi saat ini musuh kita tidak nyata,
karenan musuh itu ada pada bangsamu dan diri sendiri.
Sebagai generasi muda,
mahasiswa dan masyarakat intelektual, yang dianggap cakap dalam hal apapun, kehadirannya
sangat diharapkan, menjadi solusi setiap persoalan yang ada di negeri ini. Sebagai
bentuk tanggung jawab moral, sosial dan melaksanakan tri darma perguruan
tinggi, dan mahasiswa merupakan agen sosial, agen perubahan dan agen kontrol,
maka peran sertanya dapat mempengaruhi kemajuan bangsa. Kalau bukan generasi
muda dan kita siapa lagi?.
Peran menjadi
bermakna ketika dikaitkan dengan orang lain dan komunitas sosial, kombinasi
antara posisi dan pengaruh, antara peran individu dan kolektif saling
terkait, menjadi kesatuan yang tak
terpisahkan, karena kemajuan bangsa ini dibentuk oleh peranan kolektif. Saya
ingin menjadi bagian dalam pembangunan negeri ini, saya melakukan peran saya
baik secara pribadi maupun berkelompok.
Secara pribadi
peran saya adalah mencari ilmu. Kewajiban yang paling mendasar sebagai generasi
penerus bangsa adalah belajar dan terus belajar, menjadi pribadi yang
berkarakter, diantaranya mencakup, intelektualitas, peka terhadap sosial, dan
keluhuran moral. Untuk melakukan sebuah perubahan tidak bisa dilakukan
sendirian, maka melalui kelompok dan organisasi peran saya dapat lebih
maksimal.
Pada masa kuliah
saya semakin memahami akan pentingnya peran kita buat bangsa ini, peran saya di
mulai dari aktif diberbagai kegiatan dan forum ilmiah guna menambah wawasan,
diantaranya mengadakan sekolah dan pemahaman terhadap remaja mengenai kesehatan
reproduksi, baik dari sudut pandang medis maupun agama Islam, juga pernah
menjadi pementor kegiatan ekstrakulikuler kerohanian di beberapa sekolah SMP
dan SMA kota Cirebon, mungkin karena aktivitas saya di FSPMC dan Remaja Masjid
Raya At-Taqwa yaitu masjid terbesar se Wilayah III Cirebon, sehingga saya di
minta untuk menjadi mentor oleh adik-adik pelajar. Saat kuliah juga aktif di
salah satu UKM dalam mengadakan berbagai kegiatan diskusi dan bedah buku.
Untuk mengeksplor skill bahasa saya bergabung dengan Sang Bintang
School (SBS), ialah merupakan kelompok belajar pada bidang bahasa inggris, saya
merasa semakin bermanfaat bisa bergabung, karena kami melakukan gerakan gemar
membaca dan kampanye jangan mencontek, setiap minggu sekali bersama teman-teman
SBS mengumpulkan, mengundang ade-ade yang kurang mampu, tidak berkesempatan
seperti kita, baik waktu, finansial dan sebagainya namun mereka masih mempunyai
semangat untuk belajar, kegiatan yang dialkukan selain belajar bahasa inggris,
masing-masing partisipan diwajibkan membaca buku, dan di persentasikan hasil
bacaannya juga dengan bahasa inggris, sebagai aplikasi dari gerakan gemar
membaca tadi.
Berkat pengalaman,
dan kepercayaan dari teman-teman, saya terpilih menjadi Ketua Umum HMJ
Al-Akhwal Al-Syakhshiyyah, yang sebelumnya saya belajar dan mengabdi di UKM dan
Senat Mahasiswa Fakultas Syariah menjadi pengurus harian, melalui HMJ ini saya
menginisiasi, bagaimana HMJ AAS ini bisa berperan baik seacara internal maupun
eksternal, untuk internal diantaranya mengaktifkan diskusi hukum, dan kitab
kuning, sebagai tambahan ilmu di luar jam mata kuliah, semua pihak civitas
akademika mengapresiasi betul atas kegiatan ini khususnya fakultas syariah,
kemudian peranya secara eksternal adalah dengan meleburkan dan melibatkan diri
pada masyarakat sekitar, melalui kegiatan-kegiatan sosial, selain itu juga
aktif melakukan komunikasi dan kerjasama dengan berbagai kampus, salah satunya
dengan mengirimkan delegasi untuk mengikuti lomba simulasi peradilan semu di
Purwokerto. Juga melakukan audiensi dengan lembaga-lembaga terkait.
Setelah mendapat
pelajaran yang sangat banyak di SBS, di kampus saya dengan teman menginisiasi
membuat English Holiday, adalah kelompok belajar bahasa inggris saat liburan
semester, kegiatan ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Cisambeng Majalengka,
selama satu minggu penuh, dengan dipandu oleh dosen-dosen yang berkompeten.
Kami memilih pondok pesantren karena kami memandang pondoklah yang paling tepat
dalam membangun karakter, baik dalam hal kedisiplinan, ketaatan, dan keluhuran
moral.
Dalam hal meraih kesuksesan
dan membangun bangsa, tidak ada perbedaan antara perempuan dan laki-laki, namun
kepercayaan diri, dan berbagai macam faktor membuat mereka urung tampil di
publik, atas dasar itu saya bersama sahabat-sahabat perempuan saya membentuk
el-pasya (perempuan syariah), sebagai wadah komunitas perempuan yang ingin belajar, berbagi dan menumbuhkan rasa percaya
diri mereka, meskipun awalnya sangat kontroversial, namun kini dirasakan
kiprahnya, di kampus semakin banyak perempuan yang sadar akan penting peranannya
dalam membangun bangsa ini, kami juga pernah bekerjasama dengan ATKI Hongkong,
melakukan pendidikan dan advokasi buruh migran di Desa Gua lor, Kec. Kaliwedi
Kab. Cirebon, karena Cirebon salah satu daerah pemasok buruh migran terbanyak,
diantaranya di Desa Gua lor, 90% mata pencaharian mereka adalah buruh migran
dan sebagian besar adalah perempuan.
Di lingkugan
rumah, bulan Mei 2014 saya diminta ikut serta memakmurkan Masjid Agung Arum
Sari oleh DKM salah satunya dengan menjadi guru dan akan merintis madrasah
Masjid Agung Arum Sari, sulit dan tidak ada alasan untuk menolak permintaannya,
maka saya jalani untuk mengabdi di Masjid, lagi pula kegiatan saya saat itu
hanya organisasi dan menulis skripsi. Pada mulanya saya mengajar sekitar 10
anak, alhamdulilah semakin hari semakin bertambah, sampai saat ini ada sekitar
30 peserta didik.
Setelah lulus dari
pergururuan tinggi, yaitu S1 dengan predikat sangat memuaskan dan mendapat
gelar Sarjana Hukum Islalm S.H.I, baru-baru ini saya bergabung dengan posbakum
di Kota Cirebon, berharap dapat mentransformasikan ilmu yang saya dapat di
bangku kuliah, bahkan akan menambah ilmu dan pengalaman yang didapatkan
dilapangan. Semua itu adalah bagian kecil dari peranku, semoga dapat bermanfaat
buat bangsa ini, dan saya berharap dapat melanjutkan program magister, untuk
terus meningkatkan kulitas dan pengetahuan, agar dapat berperan lebih besar di
masyarakat sekitar, dan apa yang saya lakukan tidak lain hanyalah pengabdian
saya terhadap bangsa. Saya yakin pendidikan adalah modal terbesar untuk
kemajuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar