Sabtu, 20 Desember 2014

SUKSES TERBESAR DALAM HIDUPKU



Tidak ada satu orang pun yang menginginkan kegagalan, sukses adalah dambaan setiap orang. Meskipun makna sukses berbeda antara satu dengan lainnya, sebagian orang ada yang mengkaitkan sukses dengan pencapain materi atau harta, sebagian lagi ada yang mengkaitkan sukses dengan ketenangan hati dan bermanfaat bagi orang lain, maka sukses itu sesuatu yang relatif, setiap orang memiliki ukuran kesuksesan sendiri. Kesimpulan saya sukses adalah suatu capaian impian atau tujuan dengan usaha, kerja keras dan proses yang di jalani dalam hidupnya. Tema besar essay ini bagi saya sangat penting, sebagai refleksi apa saja yang sudah kita capai, sehingga kita mampu menjawab dengan tepat parameter kesuksesan kita, sebagai upanya untuk terus meningkatkan kualitas diri.
Saya selalu menuliskan apa yang menjadi impian, dan tujuan dalam hidup setiap tahunnya. Dengan segala keterbatasan yang ada, membuat selalu bersyukur dan berusaha untuk meraih kesuksesan. Tahun 2009 saat saya masih duduk di bangku Madrasah Aliyah, keluarga kami mendapat ujian, Bapak mengalami kecelakaan yang mengakibatkan patah tulang pada tangan kanannya, hampir satu bulan dia tidak berangkat kerja seperti biasanya, saya merasa sangat terpukul dengan keadaan ini dan konsisi ekonomi yang tak menentu, namun itu tidak menyurutkan semangat saya untuk tetap belajar dan sukses. Tahun berikutnya, kakek tersayang harus pergi untuk selama-lamanya, saya telah kehilangan spirit dan figur yang saya banggakan, akhirnya ini menjadi sebuah pengalaman yang berharga bahwa kita harus siap dan survive dengan kedaan dan kondisi apapun, sukses mengendalikan diri, dari keputusasaan suatu yang luar biasa.
            Harapan saya saat Aliyah bisa di bilang cukup sederhana, diantaranya saya ingin menjadi pengibar bendera merah putih, motivasi itu berawal sewaktu saya SD mengikuti upacara bendera di Alun-alun Kota Cirebon dan berkenalan dengan seorang tentara, juga ingin berprestasi dan menjadi pemimpin, karena saat SMP dulu aku selalu di olok-olok, hanya karena aku pendiam, padahal prestasiku juga ga buruk-buruk banget. Aku dapat mencapai semuanya karena kesungguhan dan tekad serta ketekunan dalam menjalankan proses, saya dapat menjadi pengibar bendera, selalu masuk dalam penjaringan bakal calon ketua osis, dan organisasi yang aku ikuti di luar sekoalah seperti FSPMC, RMA, aku juga masuk peringkat lima besar di kelas, pernah mewakili sekolah untuk mengikuti lomba pidato Islami Se Wilayah III Cirebon, dan aku dapat melanjutkan kuliah di IAIN SNJ Cirebon tanpa melalui tes, hanya dengan nilai rapot. Semuanya adalah bagian dari sukses dalam hidupku, karena berhasil mencapai apa yang menjadi harapan ku pada masa itu.
            Tahun 2010 aku memilih IAIN Syekh Nurjati Cirebon sebagai tempatku menimba ilmu, karena orang tua tidak merestui aku untuk belajar di luar kota, saya menerima itu dan saya tetap bersyukur dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, saya sadar karena tidak semua orang dapat merasakan dan melanjutkan sekolah, maka harus memanfaatkan kesempatan ini semaksimal mungkin. Di semester pertama adalah fase beradaptasi, yaitu masa transisi dari SMA / MA ke jenjang lebih tinggi, dimana kita harus proaktif dalam mencari ilmu dan pengalaman, saya tidak mengalami kesulitan untuk itu, karena pengalaman yang mengajarkan saya untuk menjadi lebih baik.
            Berprestasi dan mendapatkan beasiswa harapan yang harus saya raih, juga sebagai bakti pada orang tua, meringankan bebannya untuk membiayai sekolah ketiga anaknya. Alhamdulilah IP saya selalu di atas 3,00 dan mendapatkan beasiswa selama kuliah, meskipun ditengah kesibukan selain kuliah sangat padat, tetapi tidak menghambat saya untuk berprestasi, karena selain kuliah saya aktif di berbagai kegiatan sosial dan organisasi, sebagai ejawantah atau aktualisasi diri atas ilmu yang saya dapat di perkuliahan dan lainnya. Hal ini merupakan bentuk sinergitas dan integritas moral antara tanggung jawab individu dan sosial harus selalu berdampingan, karena sejatinya kita manusia adalah mahluk sosial.
            Kedua orang tua, guru-guru dan sahabat, adalah motivasi saya untuk terus maju dan bangkit, mereka membuat hidup sya menjadi berwarna, tetap bertahan dalam keadaan apapun, nasihatnya membuat aku lebih bijak dan menata diri. Pada semester berikutnya teman-teman kelas mempercayaiku untuk menjadi kordinator kelas, entah apa yang membuatnya menaroh percayaan kepada saya untuk memimpin kelas, mulanya aku tak percaya diri, dan juga sangat jarang kalau perempuan yang memimpin, akhirnya karena sudah menjadi keputusan dan kesepakatan bersama saya jalani amanah itu, dengan ketekunan dan keyakinan, capaian saat itu adalah bagaimana saya bisa bermanfaat untuk orang lain, suatu bagian dari kesuksesan saya.  
            Semester 6, adalah masa mendekati akhir studi S1, mungkin berkat ketekunan saya menjadi Kosma dan ke supelan saya dalam berkawan, karena niat dapat bermanfaat untuk orang lain, mahasiswa jurusan Ahwal Al-Syakhshiyyah mempercayai dan memilih saya untuk memimpin, dan bekerja mengaftikan kembali kegiatan yang sempat vacum, dalam organisasi jurusan yang biasa di sebut HAMAS (Himpunan Mahasiswa Jurusan Al-Akhwal Al-Syakhsiyyah), awalnya saya tidak menyanggupi itu karena pasti akan di sibukan dengan kegiatan kuliah menjelang akhir, seperti KKN, PKL, Kompre, dan Skripsi yang di takuti oleh kebanyakan mahasiswa, dan membagi peran di rumah dan kepemimpinan perumpuan sangat jarang pada masa itu, tetapi dengan berbagai pertimbangan, dan keprihatinan bahwa HAMAS kini sedang krisis kader dan lain-lain, dan membutuhkan seorang leader serta figur untuk menjalankan roda organisasinya, akhirnya saya menerima itu dengan dukungan dari semua pihak, lagi-lagi niat saya adalah untuk mengabdikan diri dan bermanfaat. Pada masa itu saya mendorong teman-teman saya untuk mengaktikan dan membuat, klub belajar dan diskusi, karena saya memandang pengetahuan adalah kekuatan kita, dan kita adalah mahasiswa yang sejatinya sebagai masyarakat ilmiah atau intelektual, maka diskusi merupakan basis untuk meningkatkan kapasitas intelektual kita. Dan menjadikan HAMAS berperan di masyarakat, bahkan menunjukan kiprahnya di tingkat nasional. Semua itu berkat dukungan semua pihak, sahabat, dosen dan adik-adik kelasku.
            Setelah menjadi ketua, saya belajar lebih banyak tentang arti sebuah pengorbanan tenaga, waktu, pikiran, materi dan keluarga saya kerahkan, dan bahkan harus pandai membagi dan mengatur agar tidak ada yang dikecewakan, begitu beratnya menjadi seorang pemimpin yang adil dan menjaga amanah ini, bagaimana saya harus melayani, juga bagaimana saya harus mempengaruhi anggota agar mau bekerja, dan bahkan bagaimana saya harus tanggung jawab atas segala resiko yang ada. Dedikasi dan loyalitas saya berikan demi kemajuan semuanya, namun itu tidak menghambat dan membuat saya terlena pada kewajiban saya sebagai seorang mahasiswa, akhir masa jabatan kepengurusan HMJ Periode 2013-2014, juga berakhirlah studi saya di IAIN  SNJ, saya berhasil lulus tepat waktu, maraih gelar Sarjana Hukum Islam (SHI), dan IPK tetap diatas tiga, semua itu adalah kesuksesan terbesar dalam hidup saya. Saya akan terus berusaha meraih yang lebih baik dan lebih besar, karena kita harus terus meningkatkan kualitas diri, sebab pencapaian akan sesuai dengan kapasitas diri, baik kapasitas fisik, pikiran dan ruhiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Roller Coaster Emosi

Dalam perjalanan hidup kita pasti mengalami pasang surut, dan keadaan yang sering kali berubah-berubah, terkadang kita dihadapkan dengan b...