Tidak ada satu orang pun yang menginginkan kegagalan, sukses adalah
dambaan setiap orang. Meskipun makna sukses berbeda antara satu dengan lainnya,
sebagian orang ada yang mengkaitkan sukses dengan pencapain materi atau harta,
sebagian lagi ada yang mengkaitkan sukses dengan ketenangan hati dan bermanfaat
bagi orang lain, maka sukses itu sesuatu yang relatif, setiap orang memiliki
ukuran kesuksesan sendiri. Kesimpulan saya sukses adalah suatu capaian impian
atau tujuan dengan usaha, kerja keras dan proses yang di jalani dalam hidupnya.
Tema besar essay ini bagi saya sangat penting, sebagai refleksi apa saja yang
sudah kita capai, sehingga kita mampu menjawab dengan tepat parameter
kesuksesan kita, sebagai upanya untuk terus meningkatkan kualitas diri.
Saya selalu menuliskan apa yang menjadi impian, dan tujuan dalam
hidup setiap tahunnya. Dengan segala keterbatasan yang ada, membuat selalu
bersyukur dan berusaha untuk meraih kesuksesan. Tahun 2009 saat saya masih
duduk di bangku Madrasah Aliyah, keluarga kami mendapat ujian, Bapak mengalami
kecelakaan yang mengakibatkan patah tulang pada tangan kanannya, hampir satu
bulan dia tidak berangkat kerja seperti biasanya, saya merasa sangat terpukul
dengan keadaan ini dan konsisi ekonomi yang tak menentu, namun itu tidak
menyurutkan semangat saya untuk tetap belajar dan sukses. Tahun berikutnya,
kakek tersayang harus pergi untuk selama-lamanya, saya telah kehilangan spirit
dan figur yang saya banggakan, akhirnya ini menjadi sebuah pengalaman yang
berharga bahwa kita harus siap dan survive dengan kedaan dan kondisi apapun,
sukses mengendalikan diri, dari keputusasaan suatu yang luar biasa.
Harapan saya saat
Aliyah bisa di bilang cukup sederhana, diantaranya saya ingin menjadi pengibar
bendera merah putih, motivasi itu berawal sewaktu saya SD mengikuti upacara
bendera di Alun-alun Kota Cirebon dan berkenalan dengan seorang tentara, juga
ingin berprestasi dan menjadi pemimpin, karena saat SMP dulu aku selalu di
olok-olok, hanya karena aku pendiam, padahal prestasiku juga ga buruk-buruk
banget. Aku dapat mencapai semuanya karena kesungguhan dan tekad serta
ketekunan dalam menjalankan proses, saya dapat menjadi pengibar bendera, selalu
masuk dalam penjaringan bakal calon ketua osis, dan organisasi yang aku ikuti
di luar sekoalah seperti FSPMC, RMA, aku juga masuk peringkat lima besar di
kelas, pernah mewakili sekolah untuk mengikuti lomba pidato Islami Se Wilayah
III Cirebon, dan aku dapat melanjutkan kuliah di IAIN SNJ Cirebon tanpa melalui
tes, hanya dengan nilai rapot. Semuanya adalah bagian dari sukses dalam
hidupku, karena berhasil mencapai apa yang menjadi harapan ku pada masa itu.
Tahun 2010 aku
memilih IAIN Syekh Nurjati Cirebon sebagai tempatku menimba ilmu, karena orang
tua tidak merestui aku untuk belajar di luar kota, saya menerima itu dan saya
tetap bersyukur dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, saya sadar
karena tidak semua orang dapat merasakan dan melanjutkan sekolah, maka harus
memanfaatkan kesempatan ini semaksimal mungkin. Di semester pertama adalah fase
beradaptasi, yaitu masa transisi dari SMA / MA ke jenjang lebih tinggi, dimana
kita harus proaktif dalam mencari ilmu dan pengalaman, saya tidak mengalami
kesulitan untuk itu, karena pengalaman yang mengajarkan saya untuk menjadi
lebih baik.
Berprestasi dan
mendapatkan beasiswa harapan yang harus saya raih, juga sebagai bakti pada
orang tua, meringankan bebannya untuk membiayai sekolah ketiga anaknya. Alhamdulilah
IP saya selalu di atas 3,00 dan mendapatkan beasiswa selama kuliah, meskipun
ditengah kesibukan selain kuliah sangat padat, tetapi tidak menghambat saya
untuk berprestasi, karena selain kuliah saya aktif di berbagai kegiatan sosial
dan organisasi, sebagai ejawantah atau aktualisasi diri atas ilmu yang saya
dapat di perkuliahan dan lainnya. Hal ini merupakan bentuk sinergitas dan
integritas moral antara tanggung jawab individu dan sosial harus selalu
berdampingan, karena sejatinya kita manusia adalah mahluk sosial.
Kedua orang tua,
guru-guru dan sahabat, adalah motivasi saya untuk terus maju dan bangkit,
mereka membuat hidup sya menjadi berwarna, tetap bertahan dalam keadaan apapun,
nasihatnya membuat aku lebih bijak dan menata diri. Pada semester berikutnya
teman-teman kelas mempercayaiku untuk menjadi kordinator kelas, entah apa yang
membuatnya menaroh percayaan kepada saya untuk memimpin kelas, mulanya aku tak
percaya diri, dan juga sangat jarang kalau perempuan yang memimpin, akhirnya
karena sudah menjadi keputusan dan kesepakatan bersama saya jalani amanah itu,
dengan ketekunan dan keyakinan, capaian saat itu adalah bagaimana saya bisa bermanfaat
untuk orang lain, suatu bagian dari kesuksesan saya.
Semester 6, adalah
masa mendekati akhir studi S1, mungkin berkat ketekunan saya menjadi Kosma dan
ke supelan saya dalam berkawan, karena niat dapat bermanfaat untuk orang lain,
mahasiswa jurusan Ahwal Al-Syakhshiyyah mempercayai dan memilih saya untuk memimpin,
dan bekerja mengaftikan kembali kegiatan yang sempat vacum, dalam organisasi
jurusan yang biasa di sebut HAMAS (Himpunan Mahasiswa Jurusan Al-Akhwal
Al-Syakhsiyyah), awalnya saya tidak menyanggupi itu karena pasti akan di
sibukan dengan kegiatan kuliah menjelang akhir, seperti KKN, PKL, Kompre, dan
Skripsi yang di takuti oleh kebanyakan mahasiswa, dan membagi peran di rumah
dan kepemimpinan perumpuan sangat jarang pada masa itu, tetapi dengan berbagai
pertimbangan, dan keprihatinan bahwa HAMAS kini sedang krisis kader dan
lain-lain, dan membutuhkan seorang leader serta figur untuk menjalankan roda
organisasinya, akhirnya saya menerima itu dengan dukungan dari semua pihak,
lagi-lagi niat saya adalah untuk mengabdikan diri dan bermanfaat. Pada masa itu
saya mendorong teman-teman saya untuk mengaktikan dan membuat, klub belajar dan
diskusi, karena saya memandang pengetahuan adalah kekuatan kita, dan kita
adalah mahasiswa yang sejatinya sebagai masyarakat ilmiah atau intelektual,
maka diskusi merupakan basis untuk meningkatkan kapasitas intelektual kita. Dan
menjadikan HAMAS berperan di masyarakat, bahkan menunjukan kiprahnya di tingkat
nasional. Semua itu berkat dukungan semua pihak, sahabat, dosen dan adik-adik
kelasku.
Setelah menjadi
ketua, saya belajar lebih banyak tentang arti sebuah pengorbanan tenaga, waktu,
pikiran, materi dan keluarga saya kerahkan, dan bahkan harus pandai membagi dan
mengatur agar tidak ada yang dikecewakan, begitu beratnya menjadi seorang
pemimpin yang adil dan menjaga amanah ini, bagaimana saya harus melayani, juga
bagaimana saya harus mempengaruhi anggota agar mau bekerja, dan bahkan
bagaimana saya harus tanggung jawab atas segala resiko yang ada. Dedikasi dan
loyalitas saya berikan demi kemajuan semuanya, namun itu tidak menghambat dan
membuat saya terlena pada kewajiban saya sebagai seorang mahasiswa, akhir masa
jabatan kepengurusan HMJ Periode 2013-2014, juga berakhirlah studi saya di
IAIN SNJ, saya berhasil lulus tepat
waktu, maraih gelar Sarjana Hukum Islam (SHI), dan IPK tetap diatas tiga, semua
itu adalah kesuksesan terbesar dalam hidup saya. Saya akan terus berusaha
meraih yang lebih baik dan lebih besar, karena kita harus terus meningkatkan kualitas
diri, sebab pencapaian akan sesuai dengan kapasitas diri, baik kapasitas fisik,
pikiran dan ruhiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar